Proyek Listrik Mangkrak

Bingung dengan judul artikelnya? Apa juga itu mangkrak??? Jujur pertama kali saya mendengar kata ini saya dongkol karena tidak mengetahui artinya, karena sangat asing dan jarang digunakan dalam bahasa sehari hari. Namun berdasarkan sumber yang paling kompeten dalam bahasa Indonesia yaitu kamus besar bahasa Indonesia. Maka mangkrak berarti keadaan tidak terawat atau tidak terurus (contohnya: rumah dan sebagainya); terbengkalai: contoh kalimat: banyak rumah tidak terjual dan akhirnya mangkrak. Jadi kali ini kita akan membicarakan proyek pemerintah yang terbengkalain. Lebih tepatnya proyek listrik mangkrak.

Contohnya saja ada sekitar 34 proyek pembangkit listrik yang mangkrak sejak tahun 2007 yang lalu. Proyek ini mencapai 627,8 Megawatt dengan total dana sebesar Rp 4,94 triliun. Proyek-proyek pembangkit listrik yang mangkrak ini adalah bagian dari Fast Tracking Project bentukan SBY dalam kurun waktu dari tahun 2007 sampai tahun 2011. Berangkat dari kebutuhan listrik rakyat kecil di pedalaman dan daerah-daerah terpencil di seluruh pelosok Indonesia proyek Fast Tracking Project yaitu proyek percepatan dirancang.

Berikut ini adalah daftar proyek listrik mangkrak yang bisa saya dapatkan datanya:

Sumatera

  1. PLTU Tembilahan (EPC) 2 x 7 MW
  2. PLTU Kuala Tungkal 2 x 7 MW
  3. PLTU Bengkulu 2 x 10 MW
  4. PLTU Ipuh Seblat 2 x 3 MW
  5. PLTU Tembilahan (IPP) 2 x 5,5 MW

Kalimantan

  1. PLTU Malinau 2 x 3 MW
  2. PLTU Parit Baru 2 x 50 MW
  3. PLTU Bengkayang 2 x 27,5 MW
  4. PLTU Tanjung Redep 2 x 7 MW
  5. PLTU Tanjung Selor 2 x 7 MW
  6. PLTU Sampit 2 x 25 MW
  7. PLTU Kotabaru 2 x 7 MW
  8. PLTU Buntok 2 x 7 MW
  9. PlTU Kuala Pambuang 2 x 3 MW
  10. PLTU Tarakan 2 x 7 MW

Sulawesi

  1. PLTU Kendari 1 x 10 MW
  2. PLTU Lapal 2 2 x 3 MW

Bali

  1. PLTU Buleleng 2 x 0,6 MW
  2. PLTU Jempana 2 x 9 MW

Nusa Tenggara Barat

  1. PLTU Sumbawa Barat 2 x 7 MW
  2. PLTU NTB Bima 2 x 10 MW

Nusa Tenggara Timur

  1. PLTU Alor 2 x 3 MW
  2. PLTU Rote Ndao 2 x 3 MW
  3. PLTU Atambua 4 x 6 MW

Maluku

  1. PLTU Sofifi 2 x 3 MW
  2. PLTU Ambon 4 x 7 MW

Papua

  1. PLTU Jayapura 2 x 15 MW
  2. PLTU Timika 2 x 15 MW
  3. PLTM Kalibumi 2 x 1,3 MW

Dalam perkembanganya 34 proyek listrik mangkrak tersebut akhirnya, diteruskan pembangunannya oleh  Presiden Joko Widodo, dan sampai saat ini, manajemen masih menanti audit lengkap dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) atas proyek yang tidak tuntas dikerjakan pemerintahan sebelumnya. Namun tak semua pembangkit bisa dilanjutkan pengerjaannya. Sekitar sebanyak 23 pembangkit bisa dilanjutkan pembangunannya dan 11 pembangkit sisanya kemungkinan tetap akan diterminasi dan diganti dengan pembangkit baru. Namun, seiring instruksi Presiden Joko Widodo untuk semaksimal mungkin melanjutkan seluruh 34 proyek mangkrak, maka akan diuji kembali kelayakan pembangunannya, khususnya bagi pembangkit-pembangkit yang rencananya akan diterminasi, jika audit BPKP sudah diterima.

Audit BPKP dibutuhkan untuk menilai teknis perhitungan kerugian dari proyek-proyek mangkrak. Setelah teknis perhitungan didapatkan, diharapkan bisa mengetahui untung-rugi sebuah proyek jika jadi dijalankan. Yang terbaru Jokowi menyoroti mangkraknya 34 pembangkit listrik sisa program Fast Track Program (FTP) I dengan total kapasitas 627,8 MW. Pemerintah mengestimasi potensi kerugian 34 pembangkit jaringan listrik ini sebesar Rp3,76 triliun.

 

 

 

 

Leave a comment