Kabel Jakarta

Sistem kabel Jakarta-Bangka-Bintan-Batam-Singapura (bahasa Inggris: Jakarta-Bangka-Bintan-Batam-Singapore cable system, disingkat B3JS) adalah kabel komunikasi bawah laut sepanjang lebih dari 1000 km yang terhubung melalui kota Jakarta, Bangka, Bintan, dan Singapura. Kabel ini dibuat oleh PT Mora Telematika Indonesia bekerjasama dengan Telkom dan XL Axiata. Kabel B3JS telah digunakan sejak November 2012. Kapasitas bawaan yang dimiliki kabel ini sebesar 380 gigabit per detik. Dana yang digelontorkan untuk pembangunan ini berjumllah US$ 60 juta. Bagian kabel B3JS yang menghubungkan Indonesia dan Singapura pernah mengalami kerusakan di perairan kecamatan Toboali, kabupaten Bangka Selatan atau sekitar 7,7 km dari garis pantai. Kabel tersebut terputus akibat tersangkut jangkar kapal ilegal yang beroperasi di area perairan tersebut. Kejadian ini terjadi pada hari Sabtu 12 Oktober 2013. Total kerugian kerusakan ditaksir senilai Rp 30 miliar.

Setelah dilacak, ditemukan bahwa para pelaut ilegal itu adalah empat orang penduduk Thailand. Lalu nama kapal yang dikendarai mereka adalah MV Sentosa 99 milik PT Samudera Pacific Sentosa yang berdomisili di Jakarta. Dengan kejadian ini, pihak pemillik kabel, PT Moratelindo mengatakan, merupakan kerusakan ketiga kali yang teradi karena kapal ilegal selama bulan September dan Oktober 2013. Mora Telematika Indonesia (Moratelindo) adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa infrastruktutr telekomunikasi di Indonesia. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2000 dan beralamat di GrHa 9, Lt. 6 Jl. Panataran No. 9 – Menteng Jakarta Pusat. Moratelindo merupakan anggota dari Asosiasi Penyedia Jaringan Internet Indonesia (APJII). Perusahaan ini telah meraih sertifikat berstandar internasional sistem manajemen keamanan informasi (SMKI) ISO/IEC 27001:2005 pada Juli 2013. Sebelumnya perusahaan ini telah mendapatkan sertifikat manajemen mutu ISO 9001:2008. Dengan adanya dua sertifikasi standar ini, Moratelindo memiliki sistem gabungan yaitu sistem mutu dan sistem keamanan informasi. Kiprah perjalanan global moratelindo dimulai dari pembangunan Moratelindo International Cable System One (MIC-1), kabel komunikasi bawah laut yang menghubungkan Jakarta-Singapura. Lalu, di tahun 2010, pemerintah Singapura memberikan lisensi fasilitas berbasis operasi (Facilites-Based Operations, FBO) untuk peningkatan layanan jaringan internet. Di Singapura, Moratelindo juga membangun kabel fiber optik dengan teknologi Dense Wavelength-division Multiplexing (DWDM).

Di Indonesia, Moratelindo berperan dalam membangun infrastruktur telekomunikasi nasional di ranah jaringan tetap tertutup (closed fixed network), titik akses jaringan (network access point), penyedia jasa internet (internet service provider), jaringan tetap lokal (local fixed network), dan operasi pusat data nasional: Nusantara Internet Exchange (NIX).Selanjutnya, di tahun 2012, Moratelindo membangun kabel komunikasi bawah laut seperti sistem kabel Jakarta-Bangka-Bintan-Batam-Singapura (B3JS) dan sistem kabel Batam-Dumai-Malaka (BDM), sebuah proyek hasil kerjasama antara Moratelindo dengan XL Axiata dan Telekom Malaysia. Dan yang paling baru, di proyek kabel jakarta adalah kabel bawah laut Google dalam proyek yang dinamai Indigo, yang akan menghubungkan internet Asia dengan Australia. Sistem komunikasi kabel laut ini diharapkan selesai pada pertengahan tahun 2019. Sistem kabel laut Google ini membentang sepanjang kurang lebih 9.000 km yang menghubungkan Singapura dan Perth, sampai ke Sydney. Wilayah yang juga akan dilewati kabel tersebut adalah Jakarta, Indonesia. Sistem jaringan kabel bawah laut internasional baru ini diharapkan bisa memperkuat hubungan komunikasi Australia dan negara-negara di Asia Tenggara, mengurangi latensi, dan meningkatkan keandalan. Kabel jakarta laut Google ini akan menggunakan teknologi optik terpadu mutakhir, setiap dua pasang kabel serat optik dapat memiliki kapasitas minimal 18 terabit per detik, dengan kemungkinan peningkatan kapasitas di kemudian hari.

Sistem ini akan menggunakan rancangan dua pasang serat optik “open cable” dengan teknologi pembagian spektrum. Dalam sistem ini terdapat tambahan dua pasang kabel serat optik yang menghubungkan Singapura dan Jakarta melalui sebuah unit percabangan (branching unit). Sistem kabel laut ini akan mendarat di fasilitas stasiun kabel laut yang saat ini telah ada di Singapura, Australia dan Indonesia. Kabel laut Indigo merupakan kerja sama sebuah konsorsium yang terdiri dari Indosat Ooredoo, AARNet, Google, Singtel, SubPartners, dan Telstra dengan Alcatel Submarine Networks (ASN) sebagai pihak yang membangun jaringan kabel laut. Anggota konsorsium akan memiliki spektrum tersendiri yang memberikan kemampuan secara independen untuk dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi ini dan melakukan peningkatan kapasitas sesuai kebutuhan di kemudian hari. Konsorsium Indigo adalah kerja sama penting dan strategis bagi Indosat Ooredoo yang akan menyediakan layanan digital bagi masyarakat Indonesia, karena ketersediaan infrastruktur jaringan berkecepatan tinggi, baik dari dan menuju Indonesia, sangat penting bagi konsumen bisnis dan personal di Indonesia agar dapat terhubung dengan konten global

Leave a comment